Home » Perpajakan » Cara Lapor SPT Tahunan Badan PPh Final

Cara Lapor SPT Tahunan Badan PPh Final

heri kontributor 23 Jan 2025 30

Cara lapor SPT Tahunan Badan PPh Final mungkin terdengar rumit, namun dengan panduan yang tepat, prosesnya bisa menjadi lebih mudah dan efisien. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah, mulai dari persyaratan dan dokumen yang dibutuhkan hingga proses pelaporan online dan solusi atas permasalahan yang mungkin Anda temui. Ketahui juga sanksi yang berlaku agar pelaporan SPT Anda berjalan lancar dan terhindar dari masalah hukum.

Pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final merupakan kewajiban bagi setiap badan usaha yang dikenakan pajak penghasilan final. Ketepatan dan ketaatan dalam pelaporan ini sangat penting untuk menjaga kepatuhan perpajakan dan menghindari sanksi. Artikel ini akan membahas secara detail setiap tahapan, mulai dari persiapan dokumen hingga pengiriman laporan secara online melalui sistem DJP Online. Dengan pemahaman yang komprehensif, Anda dapat menyelesaikan kewajiban perpajakan ini dengan mudah dan tepat waktu.

Syarat dan Ketentuan Pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final

Pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final merupakan kewajiban bagi badan usaha yang tergolong sebagai wajib pajak final. Ketepatan dan kelengkapan pelaporan sangat penting untuk menghindari sanksi administrasi. Berikut ini penjelasan detail mengenai syarat dan ketentuannya.

Persyaratan Umum Pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final

Secara umum, persyaratan pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final meliputi kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang aktif, pelaporan dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, dan data yang dilaporkan harus akurat dan lengkap. Ketidakakuratan data dapat berakibat pada penyesuaian pajak dan sanksi lainnya. Wajib pajak juga harus memastikan penggunaan formulir SPT yang tepat sesuai dengan jenis usahanya.

Persyaratan Khusus Berdasarkan Jenis Usaha

Persyaratan pelaporan dapat bervariasi tergantung jenis usaha badan. Misalnya, badan usaha di sektor pertambangan akan memiliki persyaratan pelaporan yang berbeda dengan badan usaha di sektor perdagangan. Perbedaan ini mungkin meliputi jenis formulir SPT yang digunakan, detail informasi yang dilaporkan, dan dokumen pendukung yang dibutuhkan. Khususnya untuk jenis usaha tertentu, mungkin terdapat peraturan khusus yang harus dipenuhi. Sebaiknya, wajib pajak berkonsultasi dengan kantor pajak setempat untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

Dokumen Pendukung yang Diperlukan dalam Pelaporan

Dokumen pendukung sangat penting untuk memvalidasi data yang dilaporkan dalam SPT Tahunan. Ketidaklengkapan dokumen dapat menghambat proses verifikasi dan berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari. Berikut beberapa contoh dokumen pendukung yang umum dibutuhkan:

  • Bukti potong PPh Pasal 21, 22, 23, 25, dan 4 ayat (2)
  • Laporan Keuangan (Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Catatan Arus Kas)
  • Faktur Pajak Masukan dan Keluaran
  • Buku Pembantu Pajak
  • Surat Keterangan Domisili Usaha

Daftar dokumen ini bersifat umum dan dapat bervariasi tergantung jenis usaha dan peraturan perpajakan yang berlaku. Pastikan untuk selalu merujuk pada peraturan perpajakan terkini.

Pengecualian atau Keringanan dalam Pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final

Terdapat beberapa pengecualian atau keringanan yang mungkin berlaku, tergantung pada situasi dan kondisi tertentu. Misalnya, badan usaha yang memenuhi kriteria tertentu mungkin mendapatkan keringanan dalam pelaporan atau pengurangan pajak. Namun, keberlakuan keringanan tersebut harus sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Wajib pajak perlu memahami dan memenuhi seluruh persyaratan yang berlaku untuk mendapatkan keringanan tersebut.

Konsultasi dengan petugas pajak sangat disarankan untuk memastikan kelayakan mendapatkan keringanan.

Ringkasan Syarat dan Dokumen Pendukung

Tabel berikut merangkum syarat dan dokumen pendukung yang dibutuhkan, serta keterangan tambahan. Perlu diingat bahwa tabel ini bersifat umum dan dapat berbeda sesuai dengan jenis usaha dan peraturan perpajakan yang berlaku.

Syarat Dokumen Pendukung Keterangan
NPWP Aktif Kartu NPWP Wajib dimiliki dan aktif
Laporan Keuangan Neraca, Laporan Laba Rugi, Catatan Arus Kas Sesuai standar akuntansi
Bukti Potong Pajak Bukti potong PPh Pasal 21, 22, 23, 25, dan 4 ayat (2) Diperlukan untuk pengurangan pajak
Kepatuhan Pajak Bukti pelaporan pajak sebelumnya Memastikan riwayat pajak terjaga

Prosedur Pelaporan SPT Tahunan Badan PPH Final Secara Online

Melaporkan SPT Tahunan Badan PPH Final secara online melalui DJP Online menawarkan kemudahan dan efisiensi. Proses ini mengurangi risiko kesalahan dan mempercepat penyelesaian kewajiban perpajakan. Berikut langkah-langkah detailnya.

Akses dan Registrasi Akun DJP Online

Sebelum memulai pelaporan, pastikan Anda telah memiliki akun DJP Online yang aktif. Jika belum, registrasi dapat dilakukan melalui situs resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Proses registrasi memerlukan beberapa data perusahaan, seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), data identitas penanggung jawab, dan informasi lainnya sesuai yang diminta sistem. Pastikan data yang diinput akurat dan lengkap untuk menghindari kendala di tahap selanjutnya.

  • Kunjungi situs resmi DJP.
  • Cari menu “DJP Online” dan klik.
  • Pilih opsi “Registrasi”.
  • Ikuti petunjuk yang diberikan sistem dan lengkapi formulir registrasi.
  • Setelah registrasi berhasil, Anda akan menerima konfirmasi melalui email atau SMS.

Pengisian Formulir SPT Tahunan Badan PPH Final Secara Online

Setelah berhasil masuk ke akun DJP Online, Anda dapat memulai pengisian formulir SPT Tahunan Badan PPH Final. Sistem akan memandu Anda melalui setiap bagian formulir. Pastikan Anda telah menyiapkan data pendukung seperti laporan keuangan, bukti-bukti transaksi, dan data lainnya yang dibutuhkan untuk melengkapi formulir dengan akurat.

  1. Login ke akun DJP Online Anda.
  2. Pilih menu “SPT”.
  3. Pilih jenis SPT yang akan dilaporkan, yaitu SPT Tahunan Badan PPH Final.
  4. Isikan formulir secara lengkap dan teliti. Sistem akan memberikan panduan dan validasi data untuk memastikan keakuratan pengisian.
  5. Periksa kembali seluruh data yang telah diisikan sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Verifikasi dan Pengiriman SPT

Setelah seluruh data terisi dan diverifikasi, Anda dapat mengirimkan SPT Tahunan Badan PPH Final. Sistem akan melakukan proses validasi terakhir sebelum SPT Anda diterima. Pastikan Anda telah menyimpan bukti penerimaan SPT sebagai arsip.

  • Klik tombol “Kirim” setelah memastikan semua data sudah benar.
  • Sistem akan menampilkan bukti penerimaan SPT. Simpan bukti tersebut dengan baik.
  • Pastikan untuk menyimpan bukti penerimaan SPT sebagai arsip penting. Bukti ini diperlukan sebagai bukti pelaporan pajak Anda.

Pengisian Formulir SPT Tahunan Badan PPh Final

Melaporkan SPT Tahunan Badan PPh Final membutuhkan ketelitian dan pemahaman yang baik terhadap formulir yang digunakan. Panduan ini akan membantu Anda memahami cara mengisi formulir tersebut dengan benar, mulai dari penghasilan bruto hingga perhitungan PPh final yang terutang.

Penghasilan Bruto

Bagian penghasilan bruto pada formulir SPT Tahunan Badan PPh Final mencatat seluruh pendapatan bruto perusahaan selama satu tahun pajak. Pendapatan ini berasal dari berbagai sumber, seperti penjualan barang atau jasa, pendapatan investasi, dan lain sebagainya. Pastikan semua pendapatan dicatat secara lengkap dan akurat sesuai dengan bukti-bukti transaksi yang dimiliki. Kesalahan dalam mencatat penghasilan bruto akan berdampak pada perhitungan PPh final yang terutang.

  • Catat semua sumber pendapatan perusahaan.
  • Gunakan bukti transaksi yang sah sebagai dasar pencatatan.
  • Jumlahkan seluruh pendapatan bruto untuk mendapatkan angka total.

Biaya yang Dapat Dikurangi

Setelah mencatat penghasilan bruto, langkah selanjutnya adalah mencatat biaya-biaya yang dapat dikurangkan. Biaya-biaya ini akan mengurangi penghasilan bruto sehingga menghasilkan penghasilan kena pajak yang lebih rendah. Peraturan perpajakan menetapkan jenis-jenis biaya yang dapat dikurangkan, seperti biaya operasional, biaya gaji, penyusutan aset, dan lain sebagainya. Pastikan semua biaya yang dikurangkan didukung oleh bukti-bukti yang sah dan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

  • Daftar biaya operasional, termasuk gaji karyawan, sewa, listrik, dan lain-lain.
  • Biaya penyusutan aset tetap sesuai dengan aturan perpajakan.
  • Biaya lain yang diizinkan dan didukung bukti transaksi.

Perhitungan PPh Final yang Terutang

Perhitungan PPh final yang terutang dilakukan setelah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya yang dapat dikurangkan. Hasil pengurangan tersebut merupakan penghasilan kena pajak. Besarnya PPh final yang terutang dihitung berdasarkan tarif PPh final yang berlaku. Tarif ini berbeda-beda tergantung jenis usaha dan peraturan perpajakan yang berlaku. Perlu ketelitian dalam menghitung PPh final agar terhindar dari kesalahan pelaporan.

Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Bruto – Biaya yang Dapat Dikurangi
PPh Final Terutang = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh Final

Pelaporan Aset dan Kewajiban Perusahaan

Bagian pelaporan aset dan kewajiban perusahaan pada formulir SPT Tahunan Badan PPh Final bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi keuangan perusahaan. Aset meliputi harta kekayaan yang dimiliki perusahaan, sedangkan kewajiban merupakan hutang-hutang perusahaan. Pelaporan aset dan kewajiban harus akurat dan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara jujur dan transparan.

  • Daftar aset perusahaan, seperti tanah, bangunan, mesin, dan perlengkapan.
  • Daftar kewajiban perusahaan, seperti hutang kepada supplier, bank, dan lain-lain.
  • Pastikan nilai aset dan kewajiban sesuai dengan neraca perusahaan.

Contoh Pengisian Formulir SPT Tahunan Badan PPh Final

Berikut contoh pengisian formulir dengan data fiktif. Perlu diingat bahwa contoh ini hanya untuk ilustrasi dan mungkin berbeda dengan formulir SPT yang sebenarnya. Selalu rujuk pada formulir resmi dari Direktorat Jenderal Pajak.

Item Jumlah (Rp)
Penghasilan Bruto 1.000.000.000
Biaya Operasional 600.000.000
Biaya Penyusutan 100.000.000
Penghasilan Kena Pajak 300.000.000
Tarif PPh Final (asumsi 1%) 1%
PPh Final Terutang 3.000.000

Penjelasan: Contoh di atas menunjukkan penghasilan bruto sebesar Rp 1.000.000.000, biaya operasional Rp 600.000.000, dan biaya penyusutan Rp 100.000.000. Setelah dikurangi biaya, penghasilan kena pajak menjadi Rp 300.000.000. Dengan asumsi tarif PPh final 1%, maka PPh final yang terutang adalah Rp 3.000.000.

Permasalahan Umum dan Solusinya dalam Pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final

Pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final seringkali dihadapkan pada berbagai kendala. Memahami permasalahan umum dan solusi yang tepat sangat penting untuk memastikan pelaporan yang lancar dan terhindar dari sanksi. Berikut ini beberapa permasalahan yang sering muncul dan cara mengatasinya.

Kesalahan Pengisian Data

Kesalahan pengisian data merupakan permasalahan yang umum terjadi. Kesalahan ini dapat berupa kesalahan penulisan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kesalahan dalam memasukkan data penghasilan, atau kesalahan dalam menghitung pajak terutang. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat berakibat pada penundaan proses pelaporan atau bahkan penolakan SPT.

Untuk menghindari kesalahan pengisian data, wajib pajak disarankan untuk teliti dalam mengisi setiap kolom pada formulir SPT. Verifikasi kembali data yang telah diinput sebelum melakukan submit. Manfaatkan fitur preview atau check pada sistem pelaporan online untuk mendeteksi kesalahan sebelum pengiriman. Jika masih ragu, konsultasikan dengan konsultan pajak atau petugas pajak.

Contoh kasus: PT Maju Jaya salah memasukkan angka pada kolom penghasilan bruto, sehingga mengakibatkan pajak terutang yang salah. Solusinya, PT Maju Jaya perlu melakukan koreksi dengan cara mengajukan pembetulan SPT.

Kendala Teknis Sistem Pelaporan Online

Sistem pelaporan SPT online terkadang mengalami kendala teknis seperti error sistem, website yang down, atau masalah koneksi internet. Hal ini dapat menghambat proses pelaporan dan menyebabkan stress bagi wajib pajak.

Solusi untuk mengatasi kendala teknis ini adalah dengan memastikan koneksi internet yang stabil, mencoba mengakses sistem pada waktu yang berbeda, atau menghubungi helpdesk DJP untuk mendapatkan bantuan teknis. Menyiapkan data pelaporan secara offline dan baru diunggah ketika sistem online kembali normal juga dapat menjadi strategi pencegahan.

Contoh kasus: PT Sejahtera mengalami kendala akses website DJP saat akan melakukan pelaporan. Solusinya, PT Sejahtera menunggu hingga website kembali normal dan memastikan koneksi internet stabil sebelum mengunggah SPT.

Kesulitan dalam Menghitung Pajak Terutang

Perhitungan pajak terutang yang rumit dan melibatkan berbagai komponen dapat menjadi tantangan bagi beberapa wajib pajak, terutama bagi yang kurang memahami peraturan perpajakan.

Untuk mengatasi kesulitan ini, wajib pajak dapat memanfaatkan berbagai sumber informasi yang tersedia, seperti peraturan perpajakan yang relevan, buku panduan, atau konsultasi dengan konsultan pajak. Beberapa aplikasi perhitungan pajak juga dapat membantu mempermudah proses perhitungan.

Contoh kasus: CV Harapan belum memahami cara menghitung pajak terutang yang tepat karena adanya pengurangan dan pembebasan pajak tertentu. Solusinya, CV Harapan dapat berkonsultasi dengan konsultan pajak atau mempelajari peraturan perpajakan yang berlaku.

Tabel Permasalahan Umum, Penyebab, dan Solusi, Cara lapor spt tahunan badan pph final

Permasalahan Penyebab Solusi
Kesalahan Pengisian Data Ketidaktelitian dalam mengisi formulir SPT Verifikasi data sebelum submit, konsultasi dengan petugas pajak
Kendala Teknis Sistem Pelaporan Online Gangguan sistem, masalah koneksi internet Pastikan koneksi internet stabil, coba akses pada waktu berbeda, hubungi helpdesk DJP
Kesulitan dalam Menghitung Pajak Terutang Peraturan perpajakan yang rumit Manfaatkan sumber informasi, konsultasi dengan konsultan pajak, gunakan aplikasi perhitungan pajak

Alur Diagram Penyelesaian Permasalahan

Berikut alur diagram sederhana untuk mengatasi permasalahan umum dalam pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final:

  1. Identifikasi permasalahan yang dihadapi.
  2. Kumpulkan data dan dokumen yang dibutuhkan.
  3. Cari informasi dan solusi melalui sumber yang terpercaya (website DJP, konsultan pajak).
  4. Lakukan perhitungan pajak terutang dengan teliti.
  5. Isi formulir SPT secara lengkap dan akurat.
  6. Lakukan pengecekan kembali sebelum mengirimkan SPT.
  7. Kirim SPT melalui sistem online.
  8. Simpan bukti pengiriman SPT.

Kewajiban Pelaporan dan Sanksi: Cara Lapor Spt Tahunan Badan Pph Final

Melaporkan SPT Tahunan Badan PPh Final tepat waktu merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap wajib pajak badan yang tergolong sebagai PPh final. Ketepatan waktu pelaporan ini sangat penting untuk menjaga kepatuhan perpajakan dan menghindari sanksi yang dapat merugikan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kewajiban pelaporan dan sanksi yang berlaku.

Kewajiban Pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final

Wajib pajak badan yang termasuk dalam kategori PPh final diwajibkan untuk menyampaikan SPT Tahunannya paling lambat tiga bulan setelah tahun pajak berakhir. Misalnya, untuk tahun pajak 2022, SPT Tahunan harus dilaporkan paling lambat tanggal 31 Maret 2023. Keterlambatan pelaporan, meskipun hanya sehari saja, akan berakibat pada dikenakannya sanksi administrasi.

Sanksi Keterlambatan Pelaporan SPT Tahunan

Sanksi yang diterapkan atas keterlambatan pelaporan SPT Tahunan Badan PPh Final terbagi menjadi sanksi administrasi dan sanksi pidana. Besaran sanksi ini bervariasi tergantung pada lamanya keterlambatan dan jumlah pajak terutang.

Rincian Sanksi Administrasi dan Pidana

Sanksi administrasi berupa denda, yang besarannya diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Besaran denda ini umumnya dihitung berdasarkan persentase dari pajak terutang. Sementara itu, sanksi pidana dapat berupa hukuman penjara dan/atau denda yang lebih besar jika keterlambatan pelaporan disertai dengan unsur kesengajaan untuk menghindari kewajiban perpajakan. Informasi detail mengenai besaran denda dan ancaman pidana dapat dilihat di situs resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Ilustrasi Konsekuensi Keterlambatan

Bayangkan sebuah perusahaan kecil yang bergerak di bidang kuliner, “Restoran Rasa Manis”, yang memiliki kewajiban pelaporan SPT Tahunan PPh Final. Karena kesibukan operasional dan kurangnya pemahaman tentang perpajakan, mereka terlambat melaporkan SPT Tahunannya selama dua bulan. Akibatnya, mereka dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 500.000,- Selain denda, keterlambatan ini juga dapat berdampak pada reputasi perusahaan dan kesulitan dalam mengurus perizinan usaha di kemudian hari.

Dalam kasus yang lebih parah, jika terbukti ada unsur kesengajaan untuk menghindari pajak, perusahaan dapat menghadapi tuntutan pidana yang berakibat lebih merugikan.

Poin-Poin Penting Kewajiban dan Konsekuensi

  • SPT Tahunan Badan PPh Final harus dilaporkan paling lambat tiga bulan setelah tahun pajak berakhir.
  • Keterlambatan pelaporan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda.
  • Besaran denda bervariasi tergantung pada lamanya keterlambatan dan jumlah pajak terutang.
  • Keterlambatan yang disertai unsur kesengajaan dapat dikenakan sanksi pidana.
  • Sanksi dapat berupa denda dan/atau hukuman penjara.
  • Ketepatan waktu pelaporan SPT sangat penting untuk menjaga kepatuhan perpajakan dan menghindari kerugian finansial dan reputasi.

Pemungkas

Melaporkan SPT Tahunan Badan PPh Final secara tepat waktu dan akurat merupakan kunci utama dalam kepatuhan perpajakan. Dengan memahami prosedur, persyaratan, dan potensi permasalahan, serta solusi yang telah diuraikan di atas, diharapkan proses pelaporan dapat berjalan lancar. Ingatlah untuk selalu menyimpan bukti pelaporan dan memahami sanksi yang berlaku agar terhindar dari konsekuensi hukum. Semoga panduan ini bermanfaat dan membantu Anda dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Daftar Persyaratan Lengkap Lapor Pajak Tahunan KPP Pratama Tanah Abang 2

heri kontributor

10 Mar 2025

Daftar Persyaratan Lengkap Lapor Pajak Tahunan KPP Pratama Tanah Abang 2 menjadi panduan penting bagi wajib pajak. Mengajukan laporan pajak tahunan tepat waktu dan lengkap adalah kewajiban setiap warga negara yang taat pajak. Kejelasan persyaratan dan prosedur pelaporan akan membantu menghindari sanksi dan memastikan proses pelaporan berjalan lancar. Artikel ini menyajikan informasi komprehensif mengenai persyaratan, …

Nomor telepon KPP Pratama Tanah Abang 2 untuk informasi SPT Tahunan

heri kontributor

08 Mar 2025

Nomor telepon KPP Pratama Tanah Abang 2 untuk informasi SPT Tahunan menjadi kunci bagi wajib pajak di Tanah Abang dan sekitarnya. Mengajukan pertanyaan terkait pelaporan pajak tahunan seringkali menimbulkan kebingungan, mulai dari persyaratan dokumen hingga batas waktu pengumpulan. Artikel ini memberikan panduan lengkap, mulai dari nomor kontak hingga langkah-langkah pengiriman SPT Tahunan, agar proses pelaporan …

Kantor Pajak Tangerang Panduan Lengkap

heri kontributor

06 Feb 2025

Kantor Pajak Tangerang menjadi pusat layanan perpajakan bagi warga dan pelaku usaha di Kota Tangerang. Mulai dari lokasi strategis hingga layanan online yang terintegrasi, Kantor Pajak Tangerang berupaya memberikan kemudahan akses bagi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Informasi lengkap mengenai lokasi, layanan, prosedur, hingga peraturan perpajakan terkini di Tangerang akan dibahas secara detail dalam …

Cara Lapor SPT Tahunan Formulir 1770 A2

heri kontributor

24 Jan 2025

Cara lapor spt tahunan formulir 1721 a2 – Cara lapor SPT Tahunan Formulir 1770 A2 mungkin terdengar rumit, namun sebenarnya prosesnya dapat disederhanakan dengan pemahaman yang tepat. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah, mulai dari persyaratan pelaporan hingga penyelesaian proses pelaporan online melalui DJP Online. Dengan panduan yang jelas dan contoh kasus, Anda …

Cara Lapor SPT Tahunan di eFiling

heri kontributor

24 Jan 2025

Cara lapor spt tahunan di efaling – Cara Lapor SPT Tahunan di eFiling merupakan panduan praktis untuk wajib pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) secara online. Proses ini, meskipun terlihat rumit, sebenarnya cukup mudah diikuti dengan langkah-langkah yang terstruktur. Artikel ini akan memandu Anda melalui setiap tahap, dari persiapan dokumen hingga pengiriman SPT dan …

Cara Lapor SPT Tahunan Badan dengan e-Filing

heri kontributor

23 Jan 2025

Cara lapor spt tahunan badan dengan efilling – Cara Lapor SPT Tahunan Badan dengan e-Filing kini semakin mudah dan efisien. Melalui sistem e-Filing, pelaporan pajak badan usaha dapat dilakukan secara online, mengurangi beban administrasi dan waktu tempuh. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah, mulai dari persyaratan hingga penanganan masalah yang mungkin muncul selama …